Pasang IKLAN BARIS GRATIS! DAFTAR | LOGIN


Rencana Pembangunan Daerah Wilayah Sleman Tahun 2020

    Rencana Pembangunan Daerah Wilayah Sleman Tahun 2020
    Dona Saputra Ginting, ST., MES., M.AP

    Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maguwoharjo
    Seiring dengan penetapan trase Tol Trans Jawa, khususnya ruas tol Jogja – Solo, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman, mulai mempersiapkan beberapa titik kawasan yang diharapkan mampu meningkat perekonomiannya yang tumbuh dengan percepatan yang signifikan. Wilayah yang rencana akan dikembangkan ialah sisi Timur Sleman untuk di kemas sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata. Seperti di sampaikan oleh Kasubbid Pertanahan dan Penataan Ruang Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sleman, Dona Saputra Ginting bahwa “Dalam rangka menyambut dua proyek jalan bebas hambatan yakni Tol Bawen - Jogja dan Jogja – Solo, pemerintah daerah berupaya mengoptimalkan daerah yang punya potensi dan memenuhi kajian wilayah dan kajian teknis memenuhi syarat untuk diangkat kawasannya," paparnya.

    Secara perencanaan target kawasan yang akan dikembangkan menjadi KEK ialah area kelurahan Maguwoharjo, kelurahan Wedomartani, dan kelurahan Caturtunggal. Rencana pendirian KEK, memang bertujuan menumbuhkan daerah pinggiran yang banyak lahan tidak produktif, baik milik perseorangan maupun lahan milik negara yakni tanah kas desa. Wilayah Maguwoharjo saat ini sudah didukung sejumlah fasilitas seperti Stadion International Maguwoharjo, wisata wahana air Jogja Bay, Embung Tambakboyo, dan Candi Gebang. Dengan modal tersebut, sangat representatif untuk dikembangkan menjadi KEK Pariwisata. Sehingga kelak akan dikembangkan di dalam area dengan konsep kegiatan MICE (Meeting Incentive Convention Exhibition), taman hiburan maupun wisata olahraga.

    “Untuk KEK Maguwoharjo ini rencana akan mempunyai luasan berada di atas lahan sekitar 136 hektar, karena harus memenuhi syarat minimal sebuah KEK Nasional yakni 100 hektar. Rencananya akan di lakukan oleh sebuah Badan Usaha, yang terlebih dahulu mengajukan proposal ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman. Jika disetujui, selanjutnya menyampaikan izin lokasi, dan segera melakukan pengadaan dengan cara membeli dan atau menyewa lahan. Kemudian dilakukan kajian yang melibatkan Pemkab untuk kemudian dilakukan pengurusan dokumen terkait. “Dan saat ini sudah ada calon investor yang menyatakan siap dan sanggup mengelola dan mewujudkan KEK Pariwisata Maguwoharjo. Masterplan KEK sekarang sedang digodok oleh investor. Pemkab melalui Bupati pun sudah mengeluarkan persetujuan Ijin Prinsip untuk KEK ini. Namun sampai saat ini rencana masterplan-nya masih dikonsultasikan dengan pemkab," tuturnya.

    Setelah rampung dan ada kesepakatan antara investor dengan Pemkab, usulan KEK Maguwoharjo akan disampaikan dan diajukan ke Dewan KEK Nasional, untuk selanjutnya bisa memenuhi persyaratannya dan akan diterbitkan Keputusan Presiden (Keppres). Jika dianggap laik dan memenuhi seluruh syarat dan kajian, KEK Maguwoharjo, bakal dikuasai sebuah Konsorsium. Dan karena keberadaan Stadion Maguwoharjo yang notabene milik Pemkab Sleman, maka pihak Pemkab Sleman bakal masuk melalui badan usaha milik daerah (BUMD). Dona juga menyampaikan apabila wacana tersebut bisa terealisasi, diyakini akan memberikan berdampak positif terhadap pengembangan infrastruktur serta pemkab akan support melalui mekanisme kemudahan perizinan teknisnya.

    Underpass Ringroad Condongcatur
    Seiring sudah selesainya Detail Engineering Design (DED) dan Amdal-nya pun sudah siap, maka di tahun 2020 akan segera di lakukan pembangunan underpass Ringroad Utara, tepatnya di perempatan Condongcatur yang terhubung ke jalan Affandi Gejayan. “Diharapkan setelah selesainya Underpass Kentungan, kelanjutan infrastruktur pengembangan jalur khususnya Ringroad Utara Jogjakarta akan berlanjut menuju sisi Timurnya, yakni menuju ke perempatan Condongcatur. Selanjutnya di tahun 2021, rencana pembangunan Underpass Ringroad Monumen Jogja Kembali (Monjali) masih dalam proses kajian untuk segera dibuat DED dan Amdal-nya. Namun, dengan rencana adanya titik entry-exit Tol elevated Jogja – Solo di area perempatan Monjali, kami masih kaji dan belum bisa memastikan kelanjutan proyek Underpass Monjali tersebut,” papar Dona

    Jogja Outer Ringroad (JOR)
    Selanjutnya ialah proyek pembangunan Jogja Outer Ringroad (JOR) yang diharapkan mampu menjadi alternatif pemecah arus lalu lintas yang selama ini masih mengandalkan Ringroad. “Untuk wilayah kabupaten Sleman akan dimulai pembangunannya melalui Jalan Tempel hingga Prambanan yang selanjutnya akan melewati poros wilayah kabupaten Bantul dan juga Kulon Progo. Pemerintah telah mengalihkan status Jalan Tempel – Prambanan menjadi aset negara melalui Kementerian PUPR untuk selanjutnya segera dibangun Jogja Outer Ringroad (JOR) . Dona juga menyampaikan, bahwa “JOR ini diyakini menjadi solusi efektif untuk mengurangi beban kemacetan di area perkotaan Jogjakarta yang masih sangat bergantung Ringroad sebagai jalur utamanya. Dengan kehadiran JOR juga diharapkan semakin mengangkat perekonomian masyarakat di sepanjang jalur tersebut. Adapun posisi JOR secara geografis rata-rata berjarak sekitar 15 km dari kotamadya Jogjakarta. Untuk wilayah Kabupaten Sleman akan melintasi setidaknya 10 kecamatan, yakni dimulai dari kecamatan Prambanan, Berbah, Kalasan, Cangkringan, Pakem, Ngemplak, Turi, Sleman, Seyegan, dan Minggir,” terang Dona, sapaannya.

    Untuk wilayah kabupaten lainnya, yakni Kabupaten Bantul diperkirakan melewati kecamatan Sedayu, Pandak, Pajangan, Bantul, Jetis, Imogiri, Pleret, Piyungan, dan Dlingo. Dan di wilayah Kabupaten Kulon Progo diyakini akan melewati wilayah kecamatan Kalibawang, Naggulan, dan Sentolo. “Kalau semua ini bisa dilakukan, infrastruktur juga bisa dibangun, saya yakin perkembangan semua kawasan yang dilalui juga akan semakin cepat. Imbasnya, menarik pihak ketiga untuk berinvestasi,” pungkas Dona Saputra Ginting.

    Trase Jogja Outer Ringroad
    Tempel – Turi – Pakem – Cangkringan – Ngemplak – Prambanan – Piyungan – Imogiri – Bantul – Pajangan – Sentolo – Nanggulan – Minggir – Tempel

    Wahyu Pras-red

    PARTNER
    Archira - Architecture & Interior    A + A Studio    Sesami Architects    Laboratorium Lingkungan Kota & Pemukiman Fakultas Arsitektur dan Desain UKDW    Team Arsitektur & Desain UKDW    Puri Desain